Thursday 12 February 2015

Ba’ats, Hasyr dan Mauqif serta Hikmahnya

Ba’ats, Hasyr dan Mauqif serta Hikmahnya - hey jumpa lagi di Berbagi Ilmu, udah lama nih ga berbagi, hehe nah mumpung ketemu Berbagi ilmu mau share ilmu lagi nih, kali ini tentang ilmu tentang Ba’ats, Hasyr dan Mauqif serta Hikmahnya . sebelum mulai ke pembahasan, sedikit memberitahukan untuk updatetan sebelumnya adalah Pengertian Kiamat . langsung saja kita menuju ke pembahasan kali ini, selamat membaca..!!!

a. Ba’ats

Yang dimaksud dengan al ba’ats  (kebangkitan) adalah kembali secara jasmani (berjasmani), penghidupan kembali manusia di hari kiamat.

Ba’ats yaitu hari dibangkitkannya seluruh umat manusia sejak zaman Nabi Adam as hingga manusia terakhir dari alam kubur. Peristiwa ini terjadi setelah Allah memerintahkan Malaikat Isrofil meniup sangkakala, dan kembalilah roh-roh ke jasadnya masing-masing, lalu bangkitlah manusia menghadap Tuhan.
Firman Allah dalam surat az-Zumar ayat 68;
Artinya :  
 “Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).”

Firman Allah dalam surat Yaasin ayat 51-53;
Artinya :  
51. dan ditiuplah sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.
52. mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan Kami dari tempat-tidur Kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).
53. tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, Maka tiba- tiba mereka semua dikumpulkan kepada kami.

Firman Allah dalam surat al-Mujadalah ayat 6;
Artinya :
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, Padahal mereka telah melupakannya. dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu.

Allah menghidupkan kembali hamba-hamba-Nya. Tetapi dalam hal-hal tertentu mereka diciptakan secara berbeda-beda sesuai dengan keadaan mereka ketika di dunia. Salah satu perbedaan itu ialah mereka tidak mati-mati, betapapun mereka di siksa, mereka dapat melihat apa saja yang dahulu mereka tidak bisa lihat, seperti melihat malaikat, jin dan hal-hal yang hanya Allah saja yang tahu.

b. Hasyr 

Hasyr adalah, hari berkumpulnya seluruh umat manusia sejak manusia pertama hingga manusia paling akhir setelah mereka dibangkitkan dari alam kubur. Pada hari tersebut matahari didekatkan sehingga panasnya akan terasa menyiksa bagi manusia yang tidak beriman dan buruk amalnya. Sedangkan orang beriman yang baik amalnya akan mendapatkan naungan/ perlindungan dari AllahSWT Firman Allah dalam surat al-An’am ayat 22 ;
   
Artinya :
“Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-sekutu) kami?". (QS. al-An’am : 22)

Penghimpunan atau pengumpulan ini mencakup orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian. Seperti diterangkan dalam surat al Waqi’ah ayat 49-50 :

Artinya :  
49. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,
50. benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.

Kekuasaan Allah meliputi seluruh hamba-Nya. Tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah. Bagaimanapun hancurnya manusia, Allah akan mendatangkannya, walaupun ia hancur di ruang angkasa, terpendam dalam perut bumi, diluluh lantahkan hewan pemangsa atau ikan-ikan di laut, semua bagi Allah sama.

Manusia dikumpulkan dalam keadaan telanjang kaki, tidak berpakaian, dan tidak di khitan. Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa Nabi bersabda : ”Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang kaki, telanjang badan dan tidak di khitan, kemudian Nabi membaca surat al Anbiya ayat 104 :
   
Artinya :
“ (yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya.”


c. Mauqif 

Mauqif secara bahasa berarti tempat berhenti. Manusia akan dibangunkan dari kuburnya (dari kematian) pada hari kiamat sebagaimana tubuh kita sekarang, tetapi tidak berpakaian, tidak memakai sandal, alam ini dinamakan alam makhsyar. Alam ini tidak berlantai tanah, tetapi lantainya bagaikan perak yang berkilau, dan matahari hanya 7 hasta diatas kepala dan tidak ada tempat berteduh, pohon atau bangunan apapun.

Manusia berdesak-desakkan, untuk menginjakkan kaki ke lantai mereka berebut karena terlalu banyaknya manusia, dengan panasnya berdesakan dan panasnya terik matahari diatas kepala, maka manusia akan terendam oleh keringatnya masing-masing tergantung amal berbuatan manusia di dunia. Ada yang sebatas tungkak, sebatas leher, bahkan ada yang tenggelam.

Dalam keadaan hiruk pikuk manusia seperti ini, Allah memerintahkan kepada api untuk menggiring manusia menuju mauqif. Mauqif ini tempat pengadilan Allah yang sangat adil, untuk menimbang amal perbuatan manusia dan menentukan tujuan tempat akhir, surga atau neraka.

Demikianlah Ba’ats, Hasyr dan Mauqif serta Hikmahnyat , mudah-mudahan bermanfaat, dapat menjadi refensi baru, dan tentunya menambah pengetahuan bagi kalian semua.. trimakasih kepada pengunjung setia Berbagi Ilmu,, 

Pengertian Kiamat

Pengertian Kiamat - hey jumpa lagi di Berbagi Ilmu, udah lama nih ga berbagi, hehe nah mumpung ketemu Berbagi ilmu mau share ilmu lagi nih, kali ini tentang ilmu tentang Pengertian Kiamat . sebelum mulai ke pembahasan, sedikit memberitahukan untuk updatetan sebelumnya adalah Faktor - faktor Timbulnya Aliran - aliran Ilmu Kalam. langsung saja kita menuju ke pembahasan kali ini, selamat membaca..!!!


Pengertian Kiamat

Kiamat adalah hari akhir kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup di dunia yang harus kita percayai kebenaran adanya, yang menjadi jembatan untuk menuju ke kehidupan selanjutnya di akhirat yang kekat abadi.

 Akan datang suatu hari ketika Allah yang Maha hidup mengakhiri kehidupan dan membinasakan makhluk-makhluk hidup, sebagai bukti kebenaran firman-Nya:
- Q.S. ar Rahman : 26-27
Artinya :  
26. semua yang ada di bumi itu akan binasa.
27. dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

- Q.S. al Qashash : 88
Artinya :  
 “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”


Kemudian datang waktu di mana Allah mengembalikan dan membangkitkan hamba-hamba-Nya, lalu membawa mereka ke hadapan-Nya dan meminta pertanggung jawaban mereka atas perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan.

Iman kepada hari kiamat merupakan rukun iman yang ke lima. Kiamat di bedakan menjadi dua, kiamat besar (kubro) dan kiamat kecil (sughro). Kiamat sughro adalah maut. Setiap orang yang mati, berarti telah terjadi kiamatnya. Sedangkan kiamat kubro adalah akhir dari kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup di dunia.

Tentang kapan waktu kiamat akan datang, tidak seorangpun yang mengetahuinya. Suatu hari Rasulullah ditanya tentang kapan kiamat terjadi. Beliau menjawab, “tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya”. Yang bertanya adalah Malaikat Jibril yang menyamar sebagai seorang laki-laki.

Manusia seringkali bertanya-tanya, mengenai waktu kiamat. Mereka seringkali bertanya kepada Rasulullah, dan datanglah jawaban dari zat yang menurunkan Al Qur’an bahwa sesungguhnya kiamat itu adalah hal gaib, dan waktu terjadinya kiamat adalahsalah satu ilmu khas Allah. Firman Allah dalam Q.S. al Ahzab : 63 dan Q.S. an Nazi’at : 42-45
Artinya : 
“ sebagai sunnah Allah yang Berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati peubahan pada sunnah Allah.”

Artinya :  
42. (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?
43. siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?
44. kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).
45. kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit)

Diantara tanda-tanda kiamat adalah diutus dan wafatnya Rasulullah SAW. Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim, Sahal ibnu Sa’ad berkata, “Rasulullah bersabda: Diutusnya aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini (sambil menunjuk pada jari tengah dan jari telunjuknya). Tanda-tanda kiamat di bagi menjadi tiga yaitu yang telah terjadi, masih berlangsung dan belum terjadi (akan terjadi).
a. Tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi :
- Diutus dan wafatnya Rasululloh
- Terbelahnya bulan
- Api Hijaz menerangi punuk onta di Bashrah
- Terhapusnya Jizyah dan pajak.

b. Tanda-tanda kiamat yang masih berlangsung dan mungkin teulang lagi :
- Penaklukan dan Peperangan
- Munculnya Dajjal-dajjal yang mengaku Nabi
- Fitnah-fitnah
- Menyerahkan urusan kepada yang bukan ahlinya
- Rusaknya kaum muslimin
- Hamba sahaya melahirkan tuannya, orang yang tak beralas kaki, serta pengembala berlomba-lomba membangun gedung
- Konspirasi bangsa-bangsa kepada umat Islam
- Bencana Khasaf, Qadhaf dan Masakh
- Melimpahnya harta
- Ucapan salam hanya kepada yang dikenal, meluasnya perdagangan dan putusnya silaturrahmi
- Guncangnya nilai-nilai
- Polisi akhir zaman bersikap kejam

c. Tanda-tanda kiamat yang belum terjadi :
- Jazirah Arab kembali sarat dengan kebun-kebun dan sungai-sungai
- Bulan terlihat membesar
- Binatang buas dan benda mati dapat bicara
- Sungai Efrat menyingkap gunung emas
- Keluarnya kekayaan alam yang terpendam di perut bumi
- Kaum Muslim terkepung di Madinah
- Jahjah menjadi raja
- Fitnah al Ahlas, fitnah orang bodoh dan fitnah orang yang lebih bodoh
- Munculnya al Mahdi

Selain tanda-tanda di atas (tanda-tanda kecil), ada tanda-tanda besar yang menunjukkan bahwa kiamat telah dekat. Jika muncul tanda-tanda itu berarti kiamat sudah berada di ambang pintu. Tanda-tanda besar terjadi secara bergantian dan tidak terputus oleh waktu. Bagaikan kalung tasbih, yang apabila benangnya putus, setelah biji pertamanya jatuh maka biji-biji yang lain segera berjatuhan. Tanda-tanda besar tersebut adalah :
1. Kabut
2. Fitnah dajjal
3. Turunnya Isa al Masih
4. Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
5. Hapusnya Islam, hilangnya Al Qur’an dan musnahnya orang-orang sholeh
6. Manusia kemmbali kepada kejahiliahan dan penyembahan berhala
7. Penghancuran Ka’bah oleh Dzussuwaiqatain
8. Matahari terbit dari barat
9. Keluarnya binatang melata

10. Api yang menghimpun manusia

Demikianlah Pengertian Kiamat , mudah-mudahan bermanfaat, dapat menjadi refensi baru, dan tentunya menambah pengetahuan bagi kalian semua.. trimakasih kepada pengunjung setia Berbagi Ilmu,, 

Wednesday 11 February 2015

Faktor - faktor Timbulnya Aliran - aliran Ilmu Kalam

Faktor - faktor Timbulnya Aliran - aliran Ilmu Kalam - hey jumpa lagi di Berbagi Ilmu, udah lama nih ga berbagi, hehe nah mumpung ketemu Berbagi ilmu mau share ilmu lagi nih, kali ini tentang ilmu tentang Faktor - faktor Timbulnya Aliran - aliran Ilmu Kalam. sebelum mulai ke pembahasan, sedikit memberitahukan untuk updatetan sebelumnya adalah Aqidah pada Masa Sahabat. langsung saja kita menuju ke pembahasan kali ini, selamat membaca..!!!

Faktor-faktor Timbulnya Aliran-aliran Ilmu Kalam

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kejadian yang bernuansa politik dan historis dalam timbulnya aliran-aliran ilmu kalam dalam Islam dapat di kelompokan menjadi 2 bagian yaitu:

1. Faktor internal

Yaitu faktor yang muncul dari dalam umat islam sendiri yang dikarenakan:
a. Adanya pemahaman dalam islam yang berbeda perbedaan ini terdapat dalam hal pemahaman ayat Al-Qur’an, sehingga berbeda dalam menafsirkan pula. Mufasir satu menemukan penafsiranya berdasarkan hadist yang shahih, sementara mufasir yang lain penafsiranya belum menemukan hadist yang shahih. Bahkan ada yang mengeluarkan pendapatnya sendiri atau hanya mengandalkan rasional belaka tanpa merujuk kepada hadist
b. Adanya pemahaman ayat Al-Qur’an yang berbeda para pemimpin aliran pada waktu itu dalam mengambil dalil Al-Qur’an beristinbat menurut pemahaman masing-masing
c. Adanya penyerapan tentang hadis yang berbeda penyerapan hadist berbeda, ketika para sahabat menerima berita dari para perawinya dari aspek “matan” ada yang disebut hadist riwayah (asli dari Rasul) dan diroyah (redaksinya disusun oleh para sahabat), ada pula yang di pengaruhi oleh hadist (isra’iliyah), yaitu: hadist yang disusun oleh orang-orang yahudi dalam rangka mengacaukan islam
d. Adanya kepentingan kelompok atau golongan kepentingan kelompok pada umumnya mendominasi sebab timbulnya suatu aliran, sangat jelas, dimana syiah sangat berlebihan dalam mencintai dan memuji Ali bin Abi Thalib, sedangkan khawarij sebagai kelompok yang sebaliknya.
e. Mengedepankan akal Dalam hal ini, akal di gunakan setiap keterkaitan dengan kalam sehingga terkesan berlebihan dalam penggunaan akal, seperti aliran Mu’tazilah.
f. Adanya kepentingan politik kepentingan ini bermula ketika ada kekacauan politik pada zaman Ustman bin Affan yang menyebabkan wafatnya beliau, kepentingan ini bertujuan sebagai sumber kekuasaan untuk menata kehidupan. 
g. Adanya beda dalam kebudayaan orang islam masih mewarisi yang di lakukan oleh bangsa quraish di masa jahiliyah. Seperti menghalalkan kawin kontrak yang hal itu sebenarnya sudah di larang sejak zaman Rasulullah. Kemudian muncul lagi pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib oleh aliran Syi’ah.

2. Faktor eksternal

    Faktor ini muncul dari luar umat Islam, yaitu
  
a. Akibat adanya pengaruh dari luar Islam. 
   Pengaruh ini terjadi ketika munculnya aliran syi’ah yang  muncul  karena propaganda seseorang yahudi yang mengaku Islam, yaitu Abdullah bin Saba

b. Akibat terjemahan filsafat yunani 
   Buku-buku karya filosofi yunani di samping banyak membawa manfaat juga ada sisi negatifnya bila di tangan kalangan yang tidak punya pondasi yang kuat tentang akidah dan syariat Islam. Sehingga terdapat keinginan oleh umat islam untuk membantah alasan-alasan mereka yang memusuhi islam.

Demikianlah Faktor - faktor Timbulnya Aliran - aliran Ilmu Kalam , mudah-mudahan bermanfaat, dapat menjadi refensi baru, dan tentunya menambah pengetahuan bagi kalian semua.. trimakasih kepada pengunjung setia Berbagi Ilmu,, 


Aqidah pada Masa Sahabat

Aqidah pada Masa Sahabat - hey jumpa lagi di Berbagi Ilmu, udah lama nih ga berbagi, hehe nah mumpung ketemu Berbagi ilmu mau share ilmu lagi nih, kali ini tentang ilmu tentang Aqidah pada Masa Sahabat. sebelum mulai ke pembahasan, sedikit memberitahukan untuk updatetan sebelumnya adalah Aqidah pada Masa Nabi Muhamnad S.A.W. langsung saja kita menuju ke pembahasan kali ini, selamat membaca..!!!


Aqidah pada Masa Sahabat

Khulafa al Rasyidin sebagai sahabat-sahabat yang meneruskan perjuangan Nabi Muhammad, Kiranya pantas untuk dijadikan sebagai rujukan saat kita akan melaksanakan sesuatu di pengangkatan khalifah, system pemerintahan, pengelolaan administrasi, hubungan kemasyarakatan dan lain sebagainya.

Pada masa sahabat, pembahasan masalah-masalah aqidah belum muncul. Mereka masih merumuskan ajaran aqidah sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dan mereka melakukan pemahaman ayat-ayat dengan makna apa adanya, tanpa memberikan penta’wilan. Oleh sebab itu, selama kurang lebih dua dekade (Abu Bakar dan Umar bin Khattab) ini, nyaris tidak ada persoalan-persoalan masalah aqidah.


Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq ( 11-13 H/ 632-634 M )

Khalifah Abu Bakar memangku jabatan khalifah berdasarkan pilihan yang berlangsung sangat demokratis di muktamar Tsaqifah Bani Sa’idah, memenuhi tata cara perundingan yang dikenal dunia modern saat ini. Kaum Anshar menekankan pada persyaratan jasa, mereka mengajukan calon Sa’ad bin Ubadah. Kaum Muhajirin menekankan pada persyaratan kesetiaan, mereka mengajukan Abu Ubaidah Ibn Jarrah. Sementara itu Ahlul Bait menginginkan agar Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah atas dasar kedudukannya dalam Islam, juga sebagai menantu dan karib Rasululloh. Hampir saja terjadi perpecahan. Melalui perdebatan dengan beradu argumentasi, akhirnya Abu Bakar disetujui oleh jama’ah kaum muslimin untuk menduduki jabatan khalifah.

Sebagai khalifah pertama, Abu Bakar dihadapkan pada keadaan masyarakat sepeninggalan Rasululloh SAW. Meski terjadi perbedaan pendapat tentang tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi kesulitan yang tersebut, kelihatan kebesaran jiwa dan ketabahan batinnya. Seraya bersumpah dengan tegas beliau menyatakan akan memerangi semua golongan yang menyimpang dari kebenaran ( orang-orang yang murtad, tidak mau membayar zakat dan mengaku diri sebagai nabi ).

Kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasululloh, bersifat sentral, kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat ditangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabatnya bermusyawarah.

Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al Hiyah pada tahun 634M. Ke Syiria dikirim ekspedisi dibawah pimpinan empat jendral yaitu Abu Ubaidilah, Amr bin ‘Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah yang masih berusia 18 tahun.

Pada masa ini, kondisi masyarakat stabil, para pembangkang dan penyeleweng seperti orang murtad, para nabi palsu dan orang-orang yang enggan membayar zakat dapat diamankan.

Selain keadaan kaum muslim menjadi tentram, tidak khawatir lagi beribadah kepada Allah. Perkembangan dagang dan hubungan bersama kaum muslim yang berada diluar madinah keadaannya terkendali dan terjalin dengan baik. Selain itu, kemajuan yang lain adalah adanya pembukuan Al Qur’an.

Khalifah Umar bin Khattab ( 13-23 H/ 634-644 M )

Umar bin Khattab diangkat dan dipilih oleh para pemuka masyarakat dan disetujui oleh jama’ah kaum muslimin. Pada saat menderita sakit menjelang ajal tiba, Abu Bakar melihat situasi Negara masih labil dan pasukan yang sedang bertempur di medan perang tidak boleh terpecah belah akibat perbedaan keinginan tentang siapa yang akan menjadi calon penggantinya, beliau memilih Umar bin Khatab. Pilihan ini sudah dimintakan pendapat dan persetujuan pemuka masyarakat.

Pada masa kepemimpinan Umar bin Khatab, wilayah Islam sudah meliputi jazirah Arabia, Palestina, Syiria, sebagian besar wilayah Persia dan Mesir. Karena perluasan daerah terjadi begitu cepat, Umar bin Khatab segera mengatur administrasi Negara dengan mencontoh administrasi pemerintahan, dengan diatur menjadi delapan wilayah provinsi yaitu Mekah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, Kufah dan ditertibkan system pembayaran gaji dan pajak tanah.

Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian juga jawatan pekerjaan umum. Khalifah Umar juga mendirikan baitul mall. Dalam menyelesaikan permasalahan yang berkembang dimasyarakat khalifah Umar selalu berkomunikasi dengan orang-orang yang memang dianggap mampu di bidangnya.

Diantara perkembangan pada masa Khalifah Umar bin Khatab adalah :
1.Pemberlakuan Ijtihad
2.Menghapuskan zakat bagi para muallaf
3.Menghapuskan hukum mut’ah
4.Lahirnya ilmu qira’at
5.Penyebaran ilmu Hadits
6.Menempa mata uang
7.Menciptakan tahun hijriah

Khalifah Ustman bin Affan ( 23-35 H/ 644-656 M )

Ustman bin Affan dipilih dan diangkat dari enam calon yang dipilih oleh khalifah Umar menjelang wafatnya karena pembenuhan. Keenam orang tersebut adalah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abu Waqqash, Abd al Rahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah dan Abdullah bin Umar. Beliau menunjuk enam orang calon pengganti yang menurutnya dan pengamatan mayoritas kaum muslim memang pantas menduduki jabatan khalifah. Oleh sejawan Islam mereka disebut Ahl al-Hall a al’aqd pertama dalam Islam. Merekalah yang bermusyawarah untuk menentukan siapa yang menjadi khalifah. Dalam pemilihan lewat perwakilan tersebut Ustman bin Affan memperoleh suara lebih banyak, yaitu 3 suara untuk Ali dan 4 suara untuk Ustman bin Affan.

Pemerintahan khalifah Ustman bin Affan mengalami masa kemakmuran dan berhasil dalam beberapa tahun pertama pemerintahannya. Beliau melanjutkan kenijakan-kebijakan khalifah Umar. Pada separuh terakhir masa pemerintahannya, muncul kekecewaan dan ketidakpuasan dikalangan masyarakat karena beliau mulai mengambil kebijakan yang berbeda dari sebelumnya. Ustman bin Affan mengangkat keluarganya ( bani Umayyah ) pada kedudukan yang tinggi. Beliau mengadakan penyempurnaan pembagian kekuasaan pemerintahan, Ustman bin Affan menekankan system kekuasaan pusat yang mengusai seluruh pendapatan propinsi dan menetapkan seorang juru hitung dari keluarganya sendiri.

Sistem administrasi pemerintahan yang lebih condong nepotisme ini, menimbulkan  kekacauan politik, yang mencapai klimaks pada masa pemerinthan Ali bin abi Thalib, sehingga terjadi perang saudara dan mengakibatkan umat terpecah-pecah. Perpecahan politik ini menimbulkan akibat munculnya berbagai pemikiran teologi, sehingga berkembang perdebatan-perdebatan panjang dan menimbulkan berbagai paham dan penyimpangan-penyimpangan.

Diantara perkembangan yang ada pada masa khalifah Ustman bin Affan adalah :
1.Penaskahan Al Qur’an
2.Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram
3.Didirikannya Masjid Al Atiq di utara benteng Babilon
4.Membangun pengadilan
5.Membentuk angkatan laut
6.Membentuk departemen ; Dewan Kemiliteran, Baitul Mall, jawatan pajak dan jawatan pengadilan.

Khalifah Ali bin Abi Thalib ( 35-40 H/ 656-661 M )

Ali bin Abi Thalib tampil memegang pucuk kepemimpinan Negara di tengah-tengah kericuhan dan huru haraperpecahan akibat terbunuhnya Utsman bin Affan oleh pemberontak. Ali bin Abi Thalib dipilih dan diangkat oleh jama’ah kaum muslimin di Madinah dalam suasana sangat kacau, dengan pertimbangan jika khalifah tidak segera dipilih dan diangkat, maka ditakutkan keadaan semakin kacau. Ali bin Abi Thalib diangkat dan di baiat oleh masyarakat.

Dalam masa pemerintahannya, Ali bin Abi Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair dan Aisyah yang dikenal dengan perang jamal. Alasan mereka, Ali bin Abi Thalib tidak mau menghukum para pembunuh Ustman dan mereka menuntut bela terhadap daerah Ustman yang telah ditumpahkan secara dhalim.

Bersamaan dengan itu, kebijakan-kebijakan Ali bin abi Thalib juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah. Yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Pertempuran ini dikenal dengan perang shiffin, perang ini diakhiri dengan tahkim ( arbitrase ), tapi ternyata tahkim tidak menyelesaikan masalah bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga Al Khawarij ( orang-orang yang keluar dari barisan Ali )

Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah :
1.Terciptanya ilmu bahasa/ nahwu ( Aqidah Nahwiyah )
2.Berkembangnya ilmu Khatt al Qur’an
3.Berkembangnya sastra.

Demikianlah Aqidah pada Masa Sahabat, mudah-mudahan bermanfaat, dapat menjadi refensi baru, dan tentunya menambah pengetahuan bagi kalian semua.. trimakasih kepada pengunjung setia Berbagi Ilmu,,